Rabu, 24 Maret 2010

Sepuluh Teori Konspirasi Sepakbola Yang Menarik Diketahui


Inilah sepuluh teori konspirasi sepakbola yang selalu menarik diperbincangkan sepanjang masa.

1. Kolam Renang Hiltrup
Menjelang laga puncak Piala Dunia 1974, surat kabar Jerman, Bild Zeitung, melansir berita tentang perayaan beberapa pemain Belanda, yang tak disebutkan namanya, di kolam renang Hotel Hiltrup dan diramaikan beberapa gadis telanjang. Rinus Michels menyangkal berita tersebut. Tapi Danni Cruyff tidak sepenuhnya yakin dan menghabiskan semalaman untuk ditenangkan suaminya, Johan. Saat final, Johan tidak bermain bagus dan seiring kekalahan terkenal Belanda atas tuan rumah Jerman [Barat], selama satu dasawarsa berikutnya masyarakat Belanda terus menuding bahwa insiden kolam renang itu melenyapkan mahkota juara dunia yang seharusnya diraih Cruyff dan kawan-kawan.

2. Calciopoli Oh Calciopoli...
Hingga sekarang, Calciopoli masih menjadi pembahasan menarik bagi fans Serie A Italia. Musim panas 2006 menjadi masa-masa sulit persepakbolaan Italia. Skandal pengaturan pertandingan merebak dan melibatkan klub-klub seperti Juventus, AC Milan, Fiorentina, Lazio, dan Reggina. Sebuah rekaman telepon dilansir media-media Italia yang berisi percakapan direktur umum Juventus, Luciano Moggi, dengan beberapa pengurus yang bertanggungjawab dalam penunjukan wasit. Penyelidikan digelar dan akhirnya menghukum tim serta pihak yang terlibat dengan sanksi keras. Belakangan, muncul teori yang menyebutkan penyadapan itu dengan sengaja dilakukan Massimo Moratti dengan melibatkan presiden Telecom Italia dan TIM, Marco Tronchetti Provera. Kebetulan, Tronchetti Provera fans setia Inter Milan dan perusahaan ban miliknya, Pirelli, menjadi sponsor utama klub.

3. Rezim Confetti
Piala Dunia Argentina 1978, yang diwarnai kesemarakan confetti (taburan kertas putih), dimanfaatkan dengan segala cara untuk menciptakan citra positif bagi pemerintahan junta militer Jorge Rafael Videla, termasuk dengan cara apapun. Johan Cruyff diancam untuk tidak berangkat ke Argentina; "kemenangan mustahil" Argentina 6-0 atas Peru yang meloloskan tuan rumah ke laga puncak dan menyisihkan Brasil; penggantian wasit final; dan protes terhadap perban Rene van de Kerkhof di final. Lengkap untuk sebuah Piala Dunia yang penuh dengan konspirasi, sama seperti rezim Videla yang membuat ribuan penduduk Argentina menghilang atau terbunuh selama tujuh tahun berkuasa.

4. Si Pencuri Gelang
Untuk mempersiapkan diri ke Piala Dunia Meksiko 1970, timnas Inggris melakukan pemanasan di Kolombia beberapa pekan sebelum penyelenggaraan. Namun, masalah terjadi di sana. Kapten Bobby Moore diciduk polisi Bogota karena dituduh mencuri perhiasan dari sebuah toko di hotel. Moore kemudian bebas dari tuduhan dan tetap berangkat ke Piala Dunia. Semua tuduhan dihapuskan dan dua tahun kemudian muncul informasi yang menyebutkan pihak intelijen Kolombia bertanggungjawab terhadap penangkapan Moore itu.

5. Kekesalan Shankly
Semi-final Piala Champions 1965 mempertemukan Liverpool dengan Inter Milan. Pada laga kedua di Giuseppe Meazza, Liverpool datang dengan keunggulan 3-1. Tapi, 90 ribu penonton Giuseppe Meazza menjadi saksi kemenangan tuan rumah 3-0 yang meloloskan pasukan Helenio Herrera ke laga puncak. Usai pertandingan, manajer Bill Shankly menyesalkan keputusan wasit Jose Maria Ortiz de Mendibil yang membatalkan gol Ian St. John dan mengesahkan dua gol kontorversial Inter. "Mereka tak akan membiarkan tim Inggris memenangi Piala Champions," sergah Shankly.

6. Moreno Si Kambing Hitam
Italia kalah mengejutkan pada babak 16 besar Piala Dunia 2002 dari tuan rumah bersama, Korea Selatan, 2-1 melalui perpanjangan waktu. Tak hanya kekalahan memalukan, Francesco Totti juga diganjar kartu merah akibat melakukan diving di kotak penalti lawan. Usai pertandingan, pahlawan kemenangan Korea Selatan, Ahn Jung-hwan, ditolak kembali ke klubnya, Perugia, meski kemudian diralat. Selain Ahn, masyarakat Italia juga menimpakan kekesalan kepada wasit Byron Moreno asal Ekuador yang dianggap tidak kompeten dalam memimpin pertandingan. Moreno dianggap bersepakat untuk meloloskan tuan rumah ke babak selanjutnya. Cacian dan ancaman mati pun ramai ditujukan kepada sang wasit.

7. Lasagna-Gate
Akhir musim Liga Primer Inggris 2005/06 mempertontonkan pertarungan dua rival, Arsenal dan Tottenham Hotspur, untuk memperebutkan satu tiket Liga Champions. Namun, Tottenham dikalahkan West Ham United 2-1 dan Arsenal pun sukses melenggang ke Liga Champions. Kekalahan itu ditengarai akibat insiden keracunan makanan yang menimpa enam pemain Spurs saat makan siang hari pertandingan di hotel tempat tim menginap. Contoh makanan sempat diambil dari dapur hotel, tapi tak ada indikasi tindakan yang disengaja. Fans Gunners pun menuangkan insiden ini ke dalam sebuah lagu untuk mencemooh rivalnya.

8. Solidaritas Tetangga
Salah satu kejutan besar dalam Piala Dunia Spanyol 1982 adalah keberhasilan Aljazair menaklukkan Jerman [Barat] 2-1 pada laga pembuka penyisihan Grup 2. Aljazair berhasil menaklukkan Cili 3-2 pada laga terakhir grup dan berpeluang besar lolos jika Jerman gagal menang atas Austria sehari setelahnya. Austria, yang sudah memastikan diri lolos ke babak selanjutnya dengan kemenangan dalam dua partai awal, terkesan memberikan kemenangan kepada saudara tuanya itu. Horst Hrubesch mencetak gol pada menit kesepuluh dan sepanjang sisa pertandingan kedua tim "menolak" bermain sepakbola karena hasil itu sudah cukup meloloskan kedua tim. Cemoohan muncul dari penonton yang memadati stadion El Molinon, Gijon, dan Aljazair meraung menyesalkan aksi main mata kedua tim. FIFA menolak protes Aljazair, tapi memperbaiki pengelolaan turnamen di masa depan dengan memainkan laga terakhir grup secara bersamaan.

9. Musuh Pemerintah
Sebelum terdampar di Divisi Segunda B seperti saat ini, Rayo Vallecano beredar lama di Primera Liga Spanyol. Sayangnya, sejak terdegradasi musim 2001/02, klub asal Madrid itu tak lagi terdengar gaungnya. Saat terdegradasi, wakil presiden Alvaro Mateos sempat mengeluh adanya upaya untuk menyingkirkan Vallecano dari divisi teratas Spanyol. Upaya tersebut diduga Mateos didalangi oleh Pemerintah Spanyol karena sengketa bisnis wine dengan ayahnya. "Aku rasa pertikaian antara ayahku dengan Pemerintah telah membuat wasit serta Pemerintah membedakan perlakuan dengan klub," ujarnya kepada BBC Sport. "Pemerintah dapat menentukan klub mana yang menang dan yang terdegradasi."

10. Anti-Sepakbola MLS
Legenda Belanda, Ruud Gullit, yang pernah melatih klub liga utama Amerika Serikat (MLS), Los Angeles Galaxy, menuding adanya konspirasi dalam persepakbolaan negeri adidaya itu. "David Beckham lebih dari sekadar pemain sepakbola dan aku rasa dia bisa mengangkat citra sepakbola di sini, tapi bukan itu yang diinginkan mereka [pengelola MLS]. Aku rasa mereka takut kepada sepakbola karena popularitasnya di dunia. Aku rasa mereka ingin mengendalikannya agar tidak lebih populer daripada olahraga Amerika lainnya," tukas Gullit kepada Reuters. "Mereka takkan membiarkannya. Beberapa olahraga sudah mendarahdaging, jadi mereka takkan membiarkan American Football jadi kalah populer, begitu juga basket atau baseball."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar